Salah seseorang guru pencak silat yang dikira paling baik permainannya disamping berikan sebagian saran ‘Dua Kalimat Rafal’ yaitu DATUK RADJO BATUAH dari Sumatra Barat.
Di mana nama ‘Datuk Radjo Batuah’ senantiasa diperingati pada masing-masing selamatan upacara penerimaan. saudara Setia Hati baru, lain guru serta pendekar tak dijelaskan namanya pada selamatan ini, namun sebagian permainan pencak silat yang dikira utama yang lengkapi jurus- jurus pencak setya hati senantiasa diperingati dengan selamatan pada upacara itu.
Terkecuali memperingati permainan-permainan pencak silat yang bakal dipelajari setiap saudara saudara Setia Hati pada selamatan itu mesti juga ‘memperingati asal mula
terjadinya sebagai manusia serta letak berdirinya dibumi ini’.
Peringatan yang paling akhir ini, bukan sekedar pada saat upacara penerimaan saudara barusan, namun masing-masing berhajat apa sajakah beliau senantiasa mengingatkan saudara-saudara tua SH dulu untuk agar tidak
lupa ‘Ingat bakal Sangkan Paraning Dumadhi’, hingga pada saat berlatih sambung diwujutkan dengan ‘Uluk Salam’. Upacara selamatan disebut supaya saudara
SH yang memiliki hajad itu memperingati pada awalnya hidup di dunia ini, serta yang ke-2 adalah supaya memperoleh restu serta sudi terima.
sebagian saran pengetahuan kebatinan serta permainan pencak silat manfaat bisa menaklukkan semua bahaya.
Kejujuran Ki Ngabehi Soerodiwiryo yang senantiasa dibuktikan adalah, kalau beliau senantiasa tak melupakan bebrapa layanan gurunya.
Pada beberapa saat memberi pelajaran pencak silat senantiasa ditegaskan kalau tegak-tegak (stand) atau beberapa langkah serta beberapa gerakan tangan yang
di ajarkan itu didapat dari pendekar A serta B, serta permainan -permainan dari daerah C serta D serta demikian selanjutnya.
Demikian pula perihal dengan pengetahuan kebhatinan nya. Beliau dikalangan persaudaraan SH tak sukai dimaksud guru tetapi minta agar dimaksud ‘saudara tertua’ saja, menurutketerangan beliau kalau dalam mencari kepandaian pencak silat yang terutama mesti ‘mempunyai tekad keras serta begitu berani’.
Sumber-sumber permainan pencak silat SH aslinya sudah di jabarkan pada kisah hidup Ki Ng. Soerodiwiryo dimuka, dari sumber- sumber tersebut beliau mengambil sari- sarinya dengan digabung, di teliti berdasar pada pengalaman-pengalaman sambung serta latihan di beberapa tempat, cobaan-cobaan yang diperoleh dari perguruan lain atau dari perkelahian-
perkelahian.
Hasil dari pengambilan sari yang digabung serta dirubah dengan cara cermat tersebut yang sangat mungkin beliau berhasil
membuat sebagian jurus pencak silat yang dipakai sebagai basic permainan pencak silat ‘Setia Hati’
ASAL MULA NAMA JURUS-JURUS PENCAK
SILAT SETIA HATI
- BETAWEN I
- BETAWEN II
- CIMANDE I
- CIMANDE II
- CIMANDE III (kletan)
- CIMANDE IV
- CIMANDE V
- CIMANDE VI
- CIMANDE VII
- CIAMPEA I (besutan)
- CIAMPEA II (krawilan)
- TANAH BARU I
- TANAH BARU II
- PERMAINAN MONYETAN
- CIBEDUYUT
- CIBEDUYUT (toya)
- PADANG PANJANG I
- PADANG PANJANG II
- PADANG ALAI I
- PADANG ALAI II
- PADANG ALAI III
- PADANG ALAI IV
- PADANG SIRANTI
- SUMEDANGAN I
- SUMEDANGAN II
- ALANG LAWAS I
- ALANG LAWAS II
- MINANGKABAU I (kucingan)
- SOLOK MINANG
- TERLAKAN MONYETAN
- KUDA BATAK
- SIPAI MINANG III (blirik)
- CIPETIR
- LINTAU
- FORD DE KOCK
- CIKALONG (slewah)
Oleh karena dalam penulisan ‘buku peringatan’ ini bukan untuk digunakan sebagai buku pelajaran pencak silat , maka disini tidak ditulis ataupun digambar bagaimana wujud dan cara mengerjakan jurus-jurus pencak silat
Salam Persaudaraan
0 comments:
Post a Comment