Jurus Silat Perisai Diri Memang Ampuh |
1. Senam Teknik Kombinasi
Pada setiap sesi latihan, Senam Teknik Kombinasi dilatihkan kepada para anggota yang dibuat oleh para pelatih setempat. Rangkaian yang berjumlah 5-10 gerak ini dilaksanakan dengan tenaga dan kecepatan maksimal serta diulang berkali-kali. Senam Teknik kombinasi bukan merupakan rangkaian yang perlu dihapalkan. Di setiap latihan, senam teknik kombinasinya berbeda-beda, baik tangan kosong maupun senjata. Adapun tujuan dari latihan senam teknik kombinasi ini adalah agar para pesilat terbiasa menggunakan teknik yang benar, menciptakan reflex yang baik terhadap para pesilat, serta membentuk otot-otot para pesilat agar dapat beradaptasi dengan teknik Perisai Diri.
2. Teknik Senjata
Pada tingkatan dasar, teknik-teknik beladiri yang diajarkan adalah tangan kosong. Teknik senjata diajarkan pada tingkat selanjutnya. Dalam teknik senjata, diajarkan senjata dengan senjata wajib pisau, pedang dan toya. Pisau mewakili senjata pendek, pedang mewakili senjata sedang, dan toya mewakili senjata panjang. Dengan karakteristik yang berbeda dari senjata, pesilat Perisai Diri diharapkan mampu memahami karakteristik masing-masing senjata, kelebihan dan kekuarangan senjata tersebut, sehingga mengerti bagaimana cara menghadapi berbagai macam senjata bila dalam keadaan mendesak. Pesilat Perisai Diri pun diharapkan dapat mendayagunakan berbagai peralatan yang ada di sekitarnya untuk digunakan sebagai senjata dengan dasar penguasaan tiga senjata wajib tersebut.
3. Serang Hindar, Serang Balas dan Beladiri
Serang Hindar, Serang Balas dan Beladiri diajarkan kepada pesilat Perisai Diri dari tingkat Dasar sampai tingkat yang tinggi dengan pengaplikasian menggunakan tangan kosong ataupun menggunakan senjata seperti pisau, pedang dan toya. Pada latihan serang hindar, akan diajarkan cara menyerang dan menghindar yang paling efisien, cepat, tepat, tangkas, deras dan bijaksana. Kemungkinan cidera amat kecil sekalipun berhadapan langsung dengan lawan, karena setiap pesilat dibekali prinsip-prinsip dasar dalam melakukan serangan dan hindaran. Dengan motto “Pandai Silat Tanpa Cedera”, Perisai Diri menyusun program pendidikan dengan memperhatikan faktor psikologis dan kurikulumnya.Dalam latihan Serang Hindar, dua orang pesilat saling berhadapan satu sama lain yang disebut pesilat A dan pesilat B dengan diperhatikan seorang pelatih yang ada di dekat mereka. Dalam metode Serang Balas, dalam satu aba-aba, A akan melakukan serangan terhadap B dan B menghindar, kemudian B membalas menyerang A dan A menghindar. Implementasi dari metode serang balas adalah satu set A serang B hindar dan B balas A hindar.Tujuan dari Serang Balas ini adalah untuk melatih pesilat, terutama bagi si penghindar, untuk menghindar ke arah yang sulit dilihat oleh lawan, namun akan sangat mudah untuk melakukan serangan balasan yang disebut hindaran yang mengunci posisi lawan. Untuk mempercepat serangan balasan berikutnya, si penghindar juga harus mempelajari bagaimana ia harus meletakkan langkah. Beladiri adalah dimana saat A menyerang dan B menghindar sambil melepaskan serangan ke A. Jadi, dalam hal ini B tidak melakukan hindaran sempurna baru membalas, namun B melakukan hindaran dan serangan dalam satu gerakan.
4. Teknik Asli
Teknik-teknik di silat Perisai Diri yang berasal dari perguruan-perguruan silat di seluruh Indonesia yang meliputi 156 aliran disebut Teknik Kombinasi. Kemudian, Rangkuman teknik silat tersebut dipilah dan dikelompokkan sesuai dengan karakter dari masing-masing aliran. Teknik Kombinasi diantaranya adalah Cimande, Betawen, Bawean, dan Jawa Timuran. Selain itu, terdapat juga Teknik Minangkabau yang diambil dari teknik pencak silat tanah Minang yang dilengkapi dengan beberapa teknik lain. Dinamakan teknik Minangkabau karena gerakan teknik ini mirip dengan tarian tradisional dari Minangkabau, Sumatra Barat. Memperkuat otot-otot paha dan otot belakang serta memberikan pengalaman tentang bagaimana rasanya bila kita berada pada posisi yang merendah ke tanah merupakan tujuan dari mempelajari teknik Minangkabau ini. Untuk menyerang lawan, Teknik Minang seringkali mendahului dengan membuka bagian lemah dari badannya dengan gerakan yang lambat sebagai pancingan agar lawan menyerang terlebih dahulu. Ketika lawan datang dengan serangan, saat itulah teknik Minang akan bergerak sangat cepat dan keras menghancurkan serangan lawan tersebut dengan sikunya dan dilanjutkan dengan serangan berikutnya.
Adapun Teknik Asli dalam silat Perisai Diri diantarnya yaitu :
- Minangkabau
- Burung Meliwis
- Burung Kuntul
- Burung Garuda
- Harimau
- Naga
- Satria
- Pendeta
- Putri
Burung Meliwis
Ciri khas dari teknik burung meliwis adalah bergerak dengan ringan dan cepat. Sehingga, teknik ini melatih kecepatan, keringanan tubuh, dan membiasakan diri menapak dengan ujung kaki. Otot-otot kaki, betis dan pinggul dengan sendirinya akan terlatih.Untuk menyerang lawan, meliwis menggunakan ujung-ujung jari dan hanya menyerang bagian-bagian yang sangat lemah seperti mata dan leher. Meliwis melontarkan tangannya dengan cepat ke arah lawan saat menyerang dan akan kembali dengan kecepatan yang sama, sehingga mempersulit lawan untuk menolak. Pegelangan tangan juga digunakan untuk menyerang bagian-bagian seperti leher dan dagu. Selain itu, pergelangan tangan bagian dalam juga digunakan untuk menolak dengan cara mengalihkan arah serangan lawan.
Teknik Burung Kuntul
Serangan Kuntul selalu mengarah ke samping dan sifat serangannya adalah memecut. Serangan tidak hanya menyerang bagian lemah, tetapi juga bagian lain seperti lutut. Teknik ini memiliki satu macam tendangan yang digunakan untuk merusak lutut lawan.Serangan dilontarkan sangat cepat dari badan ke arah sasaran dan dengan sendirinya kembali ke arah badan dengan kecepatan yang sama.
Teknik Burung Garuda
Garuda memiliki kemampuan bertarung yang paling tinggi karena garuda merupakan symbol burung terkuat di antara jenis burung lainnya. Pada teknik Garuda, digunakan perubahan badan sebagai tenaga tambahan saat menyerang atau menolak sehingga tenaga yang dimiliki lebih besar dibandingkan dengan Meliwis dan Kuntul. Sebagai perlengkapan dalam menyerang dan menolak, Garuda menggunakan sisi tangan dan sikunya. Untuk memperkuat otot tangan bagian samping, kelima jari dikembangkan selebar mungkin. Leher seringkali merupakan target serangan Garuda. Garuda akan menotok bagian leher dengan menggunakan sikunya, dan mengiris leher tersebut dengan sisi luar tangan, untuk merusak tulang leher lawan sekaligus merobek kulit lawan. Garuda juga dapat menyerang ke bagian tengah di antara dua alis mata lawan dan mengirisnya ke sepanjang garis mata. Garuda memanfaatkan sikunya ke bagian lemah lawan dalam jarak yang sangat rapat, ataupun memanfaatkan tumitnya untuk melakukan tendangan jarak pendek ke arah kemaluan lawan. Garuda memanfaatkan kaki untuk menolak bagian bawah dan tangan untuk bagian tengah dan atas untuk melindungi diri dari serangan lawan.
Teknik Harimau
Teknik Harimau memiliki kemampuan yang lebih besar dibanding dengan garuda, baik itu tenaga, kecepatan, keuletan, keganasan dan fleksibilitas gerakan. Posisi Harimau bisa berbeda-beda, baik itu merendah, sedang ataupun tinggi. Pada saat posisi merendah, Teknik ini akan melebarkan kuda-kuda agar lebih
merendah ke tanah dan akan menyerang ke daerah bawah dari lawan, dilanjutkan dengan menggulung untuk menjauhkan diri dari lawan pada saat posisi harimau merendah. Pada saat posisi tinggi, teknik ini akan mengincar daerah atas seperti dada dan kepala dan terkadang menggunakan lompatannya untuk menyerang kepala. Harimau menggunakan perlengkapan seperti cakar, telapak tangan, lutut, tumit dan telapak kaki saat menyerang. Kaki, tangan, dan juga cakar akan digunakan teknik ini saat menolak. Target sasaran serangan antara lain mata, muka, telinga, leher, dada, pergelangan badan, kemaluan, lutut dan kulit.
Teknik Naga
Naga dilambangkan sebagai binatang terkuat di jajaran teknik silat Perisai Diri. Langkahnya yang selalu mengandung putaran menjadi keunikan dari teknik naga yang dilakukan untuk menuju poros tengah lawan saat menghindar, memapas ataupun menyerang. Teknik ini telah menyatukan kemampuan perputaran badan dan perpindahan berat badan sebagai tambahan tenaganya. Saat menyerang, teknik Naga akan merusak persendian leher, paha dan tangan. Apabila Daerah lemah seperti dagu dan kemaluan terbuka, bagian tersebut juga bisa menjadi sasaran serangan.
Teknik Satria
Teknik manusia yang pertama dipelajari adalah Satria. Sebagai suatu teknik manusia, Satria akan mulai meninggalkan karakter kehewananannya, seperti liar, buas dan brutal. Sebelum bertindak dan melaksanakan geraknya dengan penuh percaya diri, Satria akan berfikir tepat. Satria akan menolak, memapas dan merusak perlengkapan serangan lawan dengan memukul titik persendian ketika serangan datang.
Teknik Pendeta
Pandito dalam Bahasa Jawa artinya adalah orang yang selalu memberikan falsafah jalan kebaikan pada orang lain . Karakter ini pun terbawa ke dalam teknik itu sendiri yang tidak menunjukan kebrutalan dan juga tidak banyak merusak ataupun menghancurkan persendian
lawan. Serangannya hanya berpola lurus, dengan jarak yang dekat dan sepenuhnya menggunakan putaran badan, atau dikenal dengan istilah Gizoboge. Kepalan tangan, sisi samping badan, kepala dan tumit merupakan perlengkapan yang digunakan saat menyerang. Bentuk tangan dari teknik ini selalu mengepal dengan sasaran serangan umumnya adalah ulu hati, kepala, rusuk dan beberapa bagian persendian.
Teknik Putri
Teknik tertinggi di Perisai Diri adalah teknik putri dengan karakter yang bisa berubah-ubah. Terkadang lembut, namun tiba-tiba berubah menjadi sangat cepat dan keras, kemudian lembut kembali. Putri menggabungkan seluruh kemampuan yang ada pada teknik-teknik sebelumnya, ditambah dengan kemampuan fleksibilitas gerak yang tidak baku seperti teknik lain. Tenaga yang digunakan bersifat kosong isi. Artinya, Putri akan selalu kosong tidak bertenaga, namun di dalam kekosongannya, keluar tenaga yang sangat besar saat terjadi sentuhan dengan lawan.Putri seringkali melakukan dua macam tindakan dalam satu gerakan, baik itu menyerang sambil menghindar ataupun menyerang sambil menolak. Memanfaatkan tenaga lawan untuk menyerang sehingga tenaga yang ia keluarkan semakin sedikit seringkali digunakan teknik ini.. Perputaran badan selalu diaplikasikan dalam tekniknya Serangannya sulit dilihat lawan dan biasanya hanya bereaksi terhadap serangan lawan.
Teknik Olah Pernapasan
Teknik pernapasan Perisai Diri dibagi menjadi 3 tahap. Tahap pertama tujuannya untuk menghimpun tenaga dengan tujuan menambah tenaga dan membuat otot-otot menjadi keras. Tahap dua akan di fokuskan untuk meledakkan tenaga. Tenaga yang telah mampu dihimpun sebagai hasil latihan di tahap 1, kini diarahkan untuk di lepaskan dalam bentuk-bentuk teknik, baik serangan, tolakan, papasan dan bahkan hindaran. Tahap tiga ditekankan pada implementasi napas ke dalam seluruh gerakan silat sehingga nantinya pesilat akan mampu bernapas dengan lembut, bergerak dengan cepat dan seketika menghasilkan tenaga saat diperlukan.
Kerohanian
Untuk menyeimbangkan gemblengan fisik sangat perlu diberikan gemblengan mental spiritual untuk menjadi pesilat yang berbudi luhur, yang dalam Perisai Diri dikenal dengan istilah kerokhanian. Kerokhanian ini dimaksudkan agar tercipta pesilat yang bermental baja dan berbudi luhur, mempunyai kepercayaan diri yang kuat, berperangai lemah lembut, serta bijaksana dalam berpikir dan bertindak serta akan menjadikan anggota Perisai Diri waspada dan mawas diri, tidak sombong, dan setiap saat sadar bahwa di atas segala-galanya ada Sang Pencipta.
Teknik Naga
Naga dilambangkan sebagai binatang terkuat di jajaran teknik silat Perisai Diri. Langkahnya yang selalu mengandung putaran menjadi keunikan dari teknik naga yang dilakukan untuk menuju poros tengah lawan saat menghindar, memapas ataupun menyerang. Teknik ini telah menyatukan kemampuan perputaran badan dan perpindahan berat badan sebagai tambahan tenaganya. Saat menyerang, teknik Naga akan merusak persendian leher, paha dan tangan. Apabila Daerah lemah seperti dagu dan kemaluan terbuka, bagian tersebut juga bisa menjadi sasaran serangan.
Teknik Satria Teknik manusia yang pertama dipelajari adalah Satria. Sebagai suatu teknik manusia, Satria akan mulai meninggalkan karakter kehewananannya, seperti liar, buas dan brutal. Sebelum bertindak dan melaksanakan geraknya dengan penuh percaya diri, Satria akan berfikir tepat. Satria akan menolak, memapas dan merusak perlengkapan serangan lawan dengan memukul titik persendian ketika serangan datang.
Teknik Pendeta Pandito dalam Bahasa Jawa artinya adalah orang yang selalu memberikan falsafah jalan kebaikan pada orang lain . Karakter ini pun terbawa ke dalam teknik itu sendiri yang tidak menunjukan kebrutalan dan juga tidak banyak merusak ataupun menghancurkan persendian
lawan. Serangannya hanya berpola lurus, dengan jarak yang dekat dan sepenuhnya menggunakan putaran badan, atau dikenal dengan istilah Gizoboge. Kepalan tangan, sisi samping badan, kepala dan tumit merupakan perlengkapan yang digunakan saat menyerang. Bentuk tangan dari teknik ini selalu mengepal dengan sasaran serangan umumnya adalah ulu hati, kepala, rusuk dan beberapa bagian
Persendian.
Teknik Putri Teknik tertinggi di Perisai Diri adalah teknik putri dengan karakter yang bisa berubah-ubah. Terkadang lembut, namun tiba-tiba berubah menjadi sangat cepat dan keras, kemudian lembut kembali. Putri menggabungkan seluruh kemampuan yang ada pada teknik-teknik sebelumnya, ditambah dengan kemampuan fleksibilitas gerak yang tidak baku seperti teknik lain. Tenaga yang digunakan bersifat kosong isi. Artinya, Putri akan selalu kosong tidak bertenaga, namun di dalam kekosongannya, keluar tenaga yang sangat besar saat terjadi sentuhan dengan lawan.Putri seringkali melakukan dua macam tindakan dalam satu gerakan, baik itu menyerang sambil menghindar ataupun menyerang sambil menolak. Memanfaatkan tenaga lawan untuk menyerang sehingga tenaga yang ia keluarkan semakin sedikit seringkali digunakan teknik ini.. Perputaran badan selalu diaplikasikan dalam tekniknya Serangannya sulit dilihat lawan dan biasanya hanya bereaksi terhadap serangan lawan.
Teknik Olah Pernapasan Teknik pernapasan Perisai Diri dibagi menjadi 3 tahap. Tahap pertama tujuannya untuk menghimpun tenaga dengan tujuan menambah tenaga dan membuat otot-otot menjadi keras. Tahap dua akan di fokuskan untuk meledakkan tenaga. Tenaga yang telah mampu dihimpun sebagai hasil latihan di tahap 1, kini diarahkan untuk di lepaskan dalam bentuk-bentuk teknik, baik serangan, tolakan, papasan dan bahkan hindaran. Tahap tiga ditekankan pada implementasi napas ke dalam seluruh gerakan silat sehingga nantinya pesilat akan mampu bernapas dengan lembut, bergerak dengan cepat dan seketika menghasilkan tenaga saat diperlukan.
Kerohanian
Untuk menyeimbangkan gemblengan fisik sangat perlu diberikan gemblengan mental spiritual untuk menjadi pesilat yang berbudi luhur, yang dalam Perisai Diri dikenal dengan istilah kerokhanian. Kerokhanian ini dimaksudkan agar tercipta pesilat yang bermental baja dan berbudi luhur, mempunyai kepercayaan diri yang kuat, berperangai lemah lembut, serta bijaksana dalam berpikir dan bertindak serta akan menjadikan anggota Perisai Diri waspada dan mawas diri, tidak sombong, dan setiap saat sadar bahwa di atas segala-galanya ada Sang Pencipta.
KerohanianUntuk menyeimbangkan gemblengan fisik sangat perlu diberikan gemblengan mental spiritual untuk menjadi pesilat yang berbudi luhur, yang dalam Perisai Diri dikenal dengan istilah kerokhanian. Kerokhanian ini dimaksudkan agar tercipta pesilat yang bermental baja dan berbudi luhur, mempunyai kepercayaan diri yang kuat, berperangai lemah lembut, serta bijaksana dalam berpikir dan bertindak serta akan menjadikan anggota Perisai Diri waspada dan mawas diri, tidak sombong, dan setiap saat sadar bahwa di atas segala-galanya ada Sang Pencipta.