Pernah disibak sekian waktu lalu oleh sedulur kita di kolom olah rasa, jadi orang SH yaitu suatu pilihan hidup.
Kita semuanya pasti pernah mendengar adagium ” HIDUP ADALAH SEBUAH PILIHAN ”
Sebagai manusia yang di beri akal budi, serta kehendak bebas, hidup yang kita lakoni harusnya memanglah jadi suatu pilihan.
Sesudah memilih, pasti ada sederet konsekwensi yang mengikuti. Satu diantaranya menyangkut pribadi. Pribadi orang SH memanglah sepatutnya mencerminkan pribadi yang sesuai sama nilai-nilai ajaran SH. Tak perlu memakai bhs yang susah untuk menuturkannya. Diawali dari diri sendiri, di mana belajar jadi pribadi yang mensyukuri nikmat, ndak ngoyo, namun tetaplah berupaya memberi yang paling baik dalam kehidupan.
Mungkin saja, umur saya masih muda untuk mengajari mengenai hidup, namun belajar dari pengalaman yang tidak seberapa membawa saya jadi pribadi yang selalu berupaya menjiwai ajaran SH. Hingga jadi pribadi yang lebih gampang bersukur dalam mensyukuri semua nikmat-Nya.
Satu kewajaran waktu langkah terantuk kendala, mungkin saja bakal rasakan keputusasaan yang pada akhirnya melemahkan diri sendiri. Namun, sesudah merenungkan satu petuah dalam ajaran SH, kalau “Sepiro gedhene sengsoro yen tinompo amung dadi cobo”, saya mulai merangkak untuk tetaplah dapat tegar serta berjuang di dalam langkah yang mungkin saja tidak senantiasa gampang. Lantaran dari pertama senantiasa membawa fikiran positif, berikut hidup. Tidak ada hidup yang lurus-lurus saja, atau mulus-mulus saja.
Mungkin saja ini baru satu dari demikian banyak petuah untuk jadi pribadi SH, bagaimanakah jadi pribadi yang kuat, tidak tidak mudah menyerah, serta selalu berfikiran positif dalam terima jalan hidup yang Tuhan berikanlah. Tidakkah ditengah takdir, ada nasib yang masihlah dapat kita ganti?
Dengan coba jadi pribadi SH, saya belajar tahu hidup yang sesungguhnya. Seperti jadi pribadi yang nerimo, kalau apa yang datang, itu pastinya akan pergi, kalau apa yang pernah ada, satu waktu bakal tidak ada. Kalau apa yang dipunya, tidak abadi sifatnya. Mudah-mudahan dapat jadi renungan berbarengan.
*Untuk saya yang pernah terasa kehilangan suatu hal yang dinilai bernilai, mungkin saja itu yaitu langkah Tuhan untuk mengingatkan mahluknya dengan cara yang lebih dekat.
0 comments:
Post a Comment